Jan 17, 2014

Teknik Radiografi : Oesofagus Maag Duodenum

MAKALAH TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI KONTRAS OMD 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.                     Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat. Begitu juga dengan bidang kesehatan, salah satunya dibidang radiologi. Radiologi adalah suatu ilmu yang yang memanfaatkan radiasi untuk kepentingan diagnosa maupun terapi.
Bekerja ditempat lapangan radiasi adalah suatu pekerjaan yang berbahaya. Maka setiap pekerja radiasi (Radiografer) harus memperlengkapi diri dengan berbagai macam pengetahuan tentang radiasi, seperti :  Penguasaan Teknik Radiografi, Proteksi Radiasi, Anatomi Fisiologi, bahan kontras yang digunakan  maupun Anatomi Radiologi.

1.2.                     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah supaya mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan berbagai jenis pemeriksaan radiografi yang menggunakan bahan kontras.
Secara khusus penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian dari pembelajaran teknik radiologi lanjut.

1.3.                     Manfaat Penulisan
Pemanfaatan secara sederhana yang dapat diambil adalah mengetahui bahwa penggunaan X-ray dalam pemeriksaan radiologi dapat menjadi salah satu cara untuk menegakkan diagnosa dengan teknik-teknik pemeriksaan tertentu.
Bagi mahasiswa yang khususnya dibidang radiologi dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang pemeriksaan radiologi yang sebelumnya belum pernah didapatkan selama dikampus serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu yang lebih dari mahasiswa pada bidang radiologi yang selalu mengalami perkembangan.


BAB II
ISI

2.1.                     Pengertian Maag Duodenum
Maag/lambung adalah organ pencernaan bagian bawah yang berfungsi menghaluskan makanan dan terletak di bagian kiri atas rongga abdomen/left hipocardiac.
Duodenum adalah organ percernaan bagian bawah yang merupakan bagian/ujung awal dari usus halus dan merupakan bagian usus halus yang paling pendek yang berfungsi menyerap sari-sari makanan.
Pemeriksaan Radiografi Maag Duodenum adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X untuk melihat gambaran oesophagus, maag dan duodenum dengan menggunakan media kontras (barium meal) dengan perbandingan media kontas dan air 1: 6 untuk menegakkan diagnosa. Teknik pemeriksaannya dilakukan dengan cara pasien harus menelan media kontras (barium).  Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan oesophagus dan duodenum.

2.2.                     Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendapatkan bentuk dari lambung secara anatomis serta kelainan-kelainan yang terdapat pada lambung dan duodenum, baik sebagai kelainan kongenital maupun sebagai kelainan yang didapat.

2.3.                     Anatomi dan Fisiologi
·         Stomach, terletak diantara esophagus dan usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada alimentary canal.
·         Stomach terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.
·         Body habitus :
-          Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.
-          Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
-          Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic.

2.4.                     Indikasi Pemeriksaan
·      Gastritis (Radang gaster baik akut maupun kronik)
·      Divertikula  (Penonjolan keluar dari maag yang membentuk kantung dan banyak        terjadi pada fundus)
·      Hematemesis (Perdarahan), Perforasi
·      Neoplasma (Tumor atau kanker), Regurgitasi
·      Hernia hiatal hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.
·      Stenosis pylorus (Penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus)
·      Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu)
·      Ulcers (Erosi dari mukosa dinding lambung karena cairan gaster, diet, rokok, dan bakteri)
·      Ulcer/ulkus/tukak (Luka terbuka pada permukaan selaput lender lambung)

2.5.                     Persiapan Pasien
·      Tanyakan riwayat alergi terhadap iodium maupun barium.
·      Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan saat ini.
·      Apabila pasien wanita dalam usia produktif, tanyakan apakah pasien sedang hamil atau tidak.
·      Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan (kooperatif).
·      Dua hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya bubur kecap untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi.
·      12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar agar colon bebas dari fecal material dan udara.
·      Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan.
·      Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan.
·      Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi, dan lain-lain.
·      Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus.
·      Melepaskan benda-benda logam yang dapat mengganggu gambaran pemeriksaan.
·      Penandatanganan Informed Consent. Petugas harus hati-hati dan selalu memastikan pasien telah diberikan penjelasan dan menandatangani informed consent.

2.6.                     Persiapan Alat dan Bahan
·      Pesawat x-ray dan fluoroskopi.
·      Baju pasien, Apron.
·      Gonad shield, X-ray marker.
·      Kaset dan film ukuran 24 x 30, 35 x 35 cm
·      Bengkok, Lysolm/grid.
·      Tissue/Kertas pembersih.
·      Media kontras positif = BaSO4 : air hangat (1 : 4).
·      Media kontras negatif (tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite,dan lain-lain).
·      Sendok/straw (pipet) dan gelas.

2.7.                     Proyeksi Pemotretan
a.      Proyeksi PA
·      Posisi Pasien : berdiri/prone.
·      Posisi Obyek : MSP pada pertengahan meja / kaset.
Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ). Batas Bawah: SIAS.
·      CR : vertikal ^ kaset.
·      CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
-       Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
-       Astenic : 2 inchi dibawah L2
-       Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
·      FFD : 100 cm.
·      Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas.
·      Kriteria Gambar :
-          Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
-          Body dan pylorus tercover
-          Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum
-          Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
 
[2.jpg]

b.      Proyeksi PA Oblique (RAO)
·      Posisi Pasien : recumbent, prone
·      Posisi Obyek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
·      CR : vertikal ^ kaset.
·      CP : daerah bulbus duodeni
-          Stenik : 1-2 inch dari L2
-          Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
-          Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
·      FFD : 100 cm
·      Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
·      Kriteria Gambar :
-          Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
-          Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
-          Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan 
-          Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
 
 

c.       Proyeksi LPO (Left Posterior Oblique)
·      Posisi Pasien : recumbent
·      Posisi Obyek : dari posisi supine dirotasikan 30 – 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang.
Batas atas : Proc. xyphoideus. Batas bawah : SIAS
·      CR : vertikal ^ kaset.
·      CP : pertengahan crista iliaca
-          Stenik : L1
-          Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
-          Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
·      FFD : 100 cm
·      Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
·      Kriteria Gambar :
-          Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
-          Fundud tampak tertempeli BaSO4
-          Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
-          Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
 

d.      Proyeksi Lateral
·      Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien.
·      Posisi Obyek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
·      CR : vertikal ^ kaset.
·      CP : bulbus duodenum pada L1
-          Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
-          Astenic : 2 inchi dibawah L1
-          Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
·      FFD : 100 cm
·      Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
·      Kriteria Gambar :
-          Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
-          Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
-          Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada
 

e.       Proyeksi AP
·      Posisi Pasien : supine
·      Posisi Obyek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
·      CR : vertikal ^ kaset.
·      CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
-          Stenik : L1
-          Asthenic : 2 inchi di bawah L1
-          Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
·      FFD : 100 cm
·      Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
·      Kriteria Gambar :
-          Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
-          Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
-          Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
-          Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.




DAFTAR PUSTAKA

Merrills_Atlas_of_Radiographic_Positions_Volume_2_10th_Edition


No comments:

Post a Comment