Feb 7, 2014

Teknik Pemeriksaan USG Kandung Empedu

A.    Kajian Teori
1.    Anatomi kandung empedu.




Gambar 2.1 Anatomi kandung empedu (gallbladder)
(Sumber: GeneralUltrasound)



Kandung empedu adalah sebuah kantong yang berfungsi menampung cairan empedu yang dihasilkan oleh hati.  Kandung empedu yang normal akan terlihat sebagai satu bangunan kantong yang meskipun bervariasi bentuknya, pada umumnya berbentuk bulat atau bulat telur,ekolusen, dindingnya tegas, rata terletak pada fosa vesika fellae menempel pada lobus kanan hati, anterior terhadap ginjal kanan.  Lokasi kandung empedu bervariasi, bisa sebelah medial atau lateral dari lokasi normalnya. Kandung empedu terdiri dari tiga bagian, yaitu :Kolum, Korpus dan fundus.


Besar kandung empedu pada umumnya 7- 10 cm (aksis panjang) dan 3-4 cm (aksis pendek).Aksis panjang kandung empedu tidak melebihi 12 cm.Tebal dinding normal maksimal 3 mm, isi kandung empedu normal tidak melebihi 200 ml.pada keadaan tidak normal, kandung empedu tidak selalu besar, kadang ukurannya normal dan kadang lebih kecil.  Peredaran darah pada kandung empedu berasal dari arteri sistikus, salah satu cabang dari arteri hepatica( H. Sidharta, 2006)




Bagian dari kandung empedu antara lain: Fundus, merupakan bagian kandung empeduyang paling akhir setelah korpus vesikafelea.  Corpus, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisis getah empedu.Getah emepedu adalah suatu cairan yang disekeresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.Colum Merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kandung emepedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung emepedu.Duktus sistikus Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung emepedu dan bersambung denganduktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.Duktus hepatikus, saluran yang keluar darihati.Duktus koledokus, saluran yang membawa empedu ke duodenum.

1.     Fisiologi kandung empedu
Kandung empedu berfungsi sebagaitempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara menyerap air dan elektrolit.Cairan empedu ini adalah cairanelektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.Untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubindan dibuang ke dalamempedu.Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Cairan empedusebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisinatau taurin suatu turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari bagian besar lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1mm dan penyerapan dari lemak, tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan.Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzimlipasedari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik.Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan lesitin.

2.      Patologi Kandung Empedu
a.    Cholelitiasis
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu.  Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu.  Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebutCholelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut Chledokolitiasis.Batu empedu berbentuk seperti kristal, dengan variasi ukuran dari butiran pasir sampai lebih besar dari bola golf. Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari batu kolesterol dan batu pigmen.
Batu kandung empedu ada tiga tipe, yaitu batu kolesterol, batu pigmen dan batu campuran.Batu terlihat sebagai struktur hiperechoic dalam kandung empedu.Batasannya tegas kadang rata, kadang tidak beraturan dan dapat berpindah jika posisi pasien di berubah posisi.Batu memiliki bayangan akuistik di belakangnya.  Batu kecil terkadang tidak memberikan gambaranbayanganakuistik  bilatidak di periksa dengan transduser yang berfrekuensi tinggi.  Batu yang terapung dalam kandung empedu dikarenakan ada cairan pekat pada kandung empedu.





Gambar 2.5 Gambar USG Kandung Empedu dengan batu d(dalamnya.  Sumber: GeneralUltrasound)


sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. 
a.    Cholesistitis
Pada peradangan ini, kandung empedu akan terlihat normal atau membesar.  Dinding menebal dan dapat mencapai 8-10 mm dan berlapis.Penebalan dinding dapat mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati.
1)   Cholesistitis kronis
Peradangan ini dikarenakan Cholesistitis akut yang berulang, kandung empedu akan terlihat normal atau lebih kecil, bahkan begitu kecil sehingga tak terlihat lumennya dan mempersulit pemeriksaan.  Dinding menebal tidak merata, kadang membentuk tonjolan-tonjolan kedalam.Seringkali di jumpai batu atau lumpur empedu.

2)   Cholesistitis emfisematosa
Adalah suatu varian peradangan yang jarang dengan di jumpainya gas dalam dinding kandung empedu akibat adanya bakteri yang memproduksi gas.

3)   Cholesistitis gangrenosa
Suatu keadaan dimana Cholesistitis yang penebalan dinding tidak merata akibat nekrosedalam dindingnya.
4)   Endapan empedu
Terbentuk dari cairan empedu yang pekat.Terlihat sebagai suatu struktur dalam kandung empedu tanpa bentuk tertentu.Endapan dapat berubah posisi jika ada perubahan posisi dari pasien.Lumpur empedu terdiri dari kristal-kristal empedu yang terbentuk akibat adanya statisempedu.Kristal-kristal itu sendiri terbentuk dari kalsium bilirubinat dan kolesterol.
5)      Polip
Adalah sebuah tumor jinak yang tumbuh dari dinding kandung empedu, berkomposisi kolesterol.Terlihat sebagai bangunan hiperechoic, batas tegas, tidak tampak bayangan akuistik di belakangnya kecuali jika mengandung kalsifikasi.
6)      Adenomionatosis
Suatu keadaan dimana adanya kandungan kolesterol empedu atau batu pada sinus rokitansy-aschof dan terlihat  sebagai partikel hiperechoic, dalam lumen kandung empedu, seringkali menimbulkan bayangan akuistik di belakangnya, dikenal sebagai ekor comet.
7)      Keganasan
Terlihat penebalan setempat dinding kandung empedu dalam kandung empedu yanghiperechoichomogen.Bangunan ini dapat menutupi seluruh lumen bahkan dapat menembus keluar.Menempel di hati dan kadang sulit di bedakan dengan tumor hati.
8)      Kebocoran
Adalah kebocoran dinding kandung empedu.Dalam pemeriksaan USG, terlihat kumpulan struktur anechoic di sekitar kandung empedu terutama pada bagian fundus.

2.     Prinsip Dasar USG

USGadalah pemeriksaan dengan gelombang suara frekuensi tinggi lebih dari pendengaran manusia sehingga tidak dapat di dengar sama sekali (Aswar Boer, 2006).  Suara yang dapat di dengar oleh manusia di sebut audiosonic yang mempunyai frekuensi 20-20.000 Hz.Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi 1-10 MHz.bahkan teknologi terkini sudah ada penggunaan frekuensi sampai 16 MHz.Gelombang suara itu berasal dari kristal-kristal yang berada pada sebuah alat yang di sebut transduser.USG merupakan miodalitas pencitraan diagnostik yang memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar suatu objek atau organ dalam tubuh manusia.USG dapat digunakan untuk memeriksa organ tubuh manusia kecuali organ yang berisi udara atau tulang.USG pertama kali digunakan untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
               Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hati dan ginjal.Sekarang USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.Dan kemudian, sejarah alat USG dimulai akhir tahun 1970an. Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis, dikarenakan alat ini memiliki ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga masih “kuno”, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat sampai dalam kurun 2 dekade saja sudah telah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan.
Sebelumnya, pada tahun 1880, Pierre Curie dan Jacques Curie dari Perancis menemukan efekpiezo-listrik.Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan dan diterima dalam frekuensi megahertz.Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan untuk eksplorasi bawah air dan navigasi.Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900an juga mendorong perkembangan USG. Paul Langevin dan Constantin Chilowsky dari Perancis mengembangkan sebuah perangkat suara frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh USG.Lahirlah hidrofon, dengan menggunakan transduser dan menggunakan kristalkuarsa yang ditemukan oleh Curie bersaudara.
Dr Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis.Praktik ini dimulai setelah USG digunakan secara terbatas setelah Perang Dunia II.Pada tanggal 21 Juli 1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detektor logam cacat ultrasonic industri. USG kemudian dirasakan sangat berguna dalam mendeteksi dan membedakan fibroid,  tumor perut dan  kista.Dr Karl Theodore Dussik dari Austria menyelidiki USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultrasonic medis. Dr Ian Donald bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa melakukan banyak hal dalam pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar greyscale danbistable.  Doppler USG juga dikembangkan dengan mengkombinasikan pindai Duplex dan pindai berwarna.Bahkan sekarang aliran darah melalui pembuluh tubuh dapat dilihat.Pencitraan 3D dan 4D juga sekarang tersedia, yang dimula dengan penciptaanmicrochip pada tahun 1970.
Untuk mendapat gambar-gambar tersebut, operator USG tetap membuat gambar-gambar 2 dimensi kemudian memori potongan-potongan gambar tersebut direkonstruksi oleh komputer dan tampak dengan tampilan 3 dimensi di layar monitor.
Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, dan penggunaan masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa.Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan.Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pemeriksaan.
a.        Komponen alat USG
Komponen utama dari pesawat USGmeliputi :
1)    Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser.  Tranduser merupkan alat yang nantinya akan ditempelkan pada tubuh pasien.  Didalam alat ini terdapat material piezoelektrik yang mampu menghasilkan “piezoelektrik effect” yaitu bila diberikan energi listrik akan menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan gelombang suara, begitu pula sebaliknya apabila ada gelombang suara yang dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini akan menangkap dan merubah menjadi sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian dipantulkan oleh organ dan ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu akan di ubah menjadi data digital dan diolah secara komputer sehingga menjadi sebuah gambar yang di tampilkan pada layar monitor.


( Gambar 2.6 Jenis-jenis Transduser , Sumber :Pediatric Ultrasound : How, Why and When)



Teknologi transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan sinyal gelombang suarayang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas.Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gelombang suaraakan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar 2 dimensi atau 3 dimensi.Hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
1)      Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah pusar kontrol USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti CPU pada komputer. Dimana cara kerja USG merubah gelombang menjadi gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah data.Sinyal suara yang diterima transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan akan dikirim ke mesin.  Komputer merubah sinyal listrik menjadi data gambar dan merekonstruksi gambar.  Kemudian hasil olahan komputer akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak pada main unit.


Gambar 2.7Mesin USG,
(sumber :Operation manual book sonoace R7)





2.    Layar monitor
Dalam peralatan USG, layarmonitor merupakan salah satu media output dari gambaran yang diperoleh yang diperoleh setelah sinyal listrik dari pengolahan komputer, dahulu layar monitor yang digunakan adalah jenis CRT dengan resolusi gambar yang baik.
Namun dengan siring kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar monitor berupa LCD maupun LED yang lebih simpel dan mempunyai banyak variasi warna.  Layar ini biasanya lebih datar dan tipis sehingga lebih praktis




1.      Printer
Pada peralatan USG,  printer merupakan media output dari gambaran yang diperoleh dari pengolahan komputer, pada zaman dahulu piranti printer ditempati oleh foto Polaroid namun sekarang sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal
( Gambar 2.9  Printer USG, sumber: manual book sony printer )

Saat ini terdapat dua jenis printer yang digunakan yaitu printer berwarna dan printer hitam putih.  Printer warna akan lebih mahal dari printer hitam-putih.  Jika tidak ada printer USG, dapat jugadigunakan printer lain seperti printer pada komputer pada umumnya, maupun printer foto.  Kekurangan jika menggunakan printer lain, gambar tidak sejelas printer khusus USG dan printer ini tergantung dari isi tinta di dalamnya.

a.       Jenis – jenis mode dalam USG
1)   A- mode 
Merupakan scan 1 dimensi , digunakan pada organ yang memiliki struktur anatomi yang tidak lengkap. Misalnya pada pengukuran detak jantung.
( Gambar 2.10  Hasil gambar USG A-Mode,
Sumber : General Ultrasound)
Tampilan gema suara di mana sumbu horizontal merupakan waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya gema dan sumbu vertikal mewakili kekuatan gema. Mode ini digunakan dalamechoencephalograph.

2)   B- mode
Berupa gambar 2 dimensi.Echo yang terdeteksi pada posisi berkas ditampilkan sebagai garis gelap terang.
 Gambar 2.11  Hasil gambar USG B-Mode,
(Sumber :Operation manual book sonoace R7)
Terang gelap pada gambar berhubungan dengan magnitude dari sinyal suara.Semakin kuat gelombang suara yang kembali maka semakin terang pula gambar yang ditampilkan.

3)   M- mode
M-mode umumnya digunakan dalam pencitraan jantung atau yang sering disebutEkokardiogram.M-mode Ekokardiogramdiperoleh dengan gelombang suara tunggal ditransmisikan melalui jaringan jantung atau target, dan gambar yang dihasilkan ditampilkan dari waktu ke waktu.Ekokardiogram M-mode memiliki kedalaman pada sumbu Y dan waktu pada sumbu X. Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai pandangan dari jantung yang ditampilkan dalam gerakan sepanjang waktu.
Dalam pencitraanM-mode, lebar berkas USG diminimalkan, dan akuisisi frame rate umumnya meningkat mengakibatkan peningkatan resolusi spasial dan temporal dibandingkan dengan pencitraan2 dimensi. Informasi yang dapat diperoleh dari ekokardiogram M-mode termasuk ketebalan dinding ventrikel kanan dan dimensi ruang pada berbagai titik waktu sepanjang siklus jantung, namun paling umum pada akhir sistol dan diastole.

b.    Artefak dalam ultrasonografi   
Artefak adalah gambar tambahan yang tampil pada monitor, gambar yang hilang atau yang mengalami distorsi sehingga tidak sesuai dengan gambar sejati dari objek yang diperiksa. Artefak bukan timbul dari berkas gelombang suara primer ataupun echo langsung dari bagian tubuh yang diskening, melainkan terjadi akibat atenuasi gambar. Keberadaan artefak sangat mengganggu pemeriksaan.Kesalahan mengenali artefak dapat menyebabkan kesalahan diagnosis.
Pengenalan terhadap artefak tersebut sangat penting karena artefak dapat menyesatkan dan bahkan dikelirukan dengan beberapa hasil pemeriksaan penting yang mempengaruhi diagnosis (P.E.S Palmer, Paduan Pemeriksaan Diagnostik USG, 2001:32).Namun ada beberapa artefak yang membantu dalam mengenali patologi.Beberapa artefak yang penting dan sering terjadi pada pemeriksaan USG adalah sebagai berikut :
1)   Kelompok Propagasi
a)    Reverberasi
Reverberasi berupa gambaran gema yang tersusun berlapis-lapis sejajar, hal ini disebabkan karena gema suara terpantul berulang-ulang antara transduser dan suatu reflektor yang kuat.

b)    Refraksi
Terjadi karena adanya reflektor yang kuat yang bertindak sebagai refracting boundry, dari suara yang datang sehingga suatu benda tidak pada tempat yang sebenarnya.

c)    Multipath
Multipath seperti pada artefak refraksi, tetapi suara yang datang dan dipantulkan berulang-ulang oleh setidaknya dua reflaktor yang kuat akan menyebabkan terlihatnya suatu benda dengan jarak yang lebih jauh dari keadaan sebenarnya.

d)   Bayangan Cermin
Terlihatnya benda yang sebenarnya berada dihadapan benda yang terlihat. Misalnya satu massaanechoic yang ada didalam hepar akan tampak seperti diatas diafragma. Disini diafragma terlihat sebagai reflektor yang kuat terhadap suara yang datang dan memantulkannya ke tempat lain.
e)    Side Lobe dan Grating Lobe
Side Lobe dan Grating Lobe tampak berupa gema-gema tambahan di daerah tepi suatureflektor yang kuat.Hal ini terjadi karena adanya gelombang suara tambahan yang dipancarkan oleh transduser disamping berkas gelombang suara utama.

f)    Beam – width artifact
   Gejala ini terjadi karena berkas gelombang suara lebar sehingga pada suatu titik reflektordapat terekam oleh beberapa elemen transduser sehingga terlihat menjadi suatu garis pendek. Pada keadaan lain bila berkasgelombang suara terlampau lebar sehingga sebagian mengenai objek yang diperiksa dan sebagian lagi mengenai jaringan sekitarnya, maka gema-gema dari jaringan sekitarnya dapat terekam seakan-akan berada didalam banyak objek (fill-in artifact).

2)   Kelompok atenuasi
a)    Bayangan akustik
Merupakan pengurangan atau hilangnya intensitas gema di belakang objek.Tampak sebagai berkas hitam di belakang objek dengan atenuasi yang tinggi, seperti pada tulang dan batu.Artefak ini berguna dalam membantu diagnoisis batu empedu.
b)   Enhancement
Merupakan peningkatan intensitas gema yang terjadi dibelakang objek.Tampak sebagai berkas putih dibelakang objek, seperti pada cairan dan kista.Artefak ini membantu diagnosis untuk menentukan lesi padat atau cair.
c)    Refraction (edge) shadowing
Terlihat adanya pelemahan suara berupa bayangan dari tepi suatu massanon echoic yang bertindak sebagai lensa cembung.Artefak ini terlihat di sekitar bayangan enhancement.
d)   Focal enhancement atau focal banding
Bila terjadi ditempat dimana suara yang datang disuatu tempatmisalnya: (near-gain) lebih banyak dari tempat lain (far-gain).  Artefak ini dapat mengakibatkan kesalahan diagnosis

3)      Kelompok resolusi
a)   Acoustic speckle
Merupakan pantulan gema yang tersebar yang merupakan efek intervensi dari sebaran suara yang mengenai jaringan.
b)   Section thickness
Merupakan akibat dari datangnya suara yang tegak lurus dengan suatu benda, misalnya terlihat seperti debris atau penebalan dinding dari suatu kista atau kantung empedu.

1.      Kajian teoritis teknik USG
a.    USGkandung empedu.
Merupakan pemeriksaan kandung empedu dengan mengunakan energi gelombang suara.Dengan pemeriksaan ini, kandung empeduakan tergambar sehingga kita bisa mengetahui adakah kelainan pada kandung empedu.
b.    Persiapan pasien
Pasien di instruksikan untuk puasa sekitar 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.  Puasa yang dimaksud adalah puasa makan, jadi pasien boleh minum air putih.Bila gejalanya akut, pemeriksaan bisa langsung dilakukan.  Jika kondisi memungkinkan, pasien bayi jangan di berikan makan selama 3 jam sebelum dilakukan pemeriksaan (sumber : Manual of Diagnostik Ultrasound)
c.       Posisi Pasien
Pasien di posisikan terlentang senyaman mungkin.Bila di perlukan, pasien dapat diposisikan miringatau decubitus.Jika dengan posisi tersebut masih sulit dalam mendapatkan gambaran kandung empedu, dapat dilakukan posisi duduk atau tegak.
d.      Pemilihan Tranduser
Tranduser yang biasa digunakan adalah jenis convex.Pemilihan frekuensi tranduser tergantung keadaan pasien.  Jika pasien gemuk, maka digunakan tranduser dengan frekuensi 3,5 MHz.  Namun, jika pasien anak-anak atau orang dewasa kurus, maka tranduser yang digunakan adalah berfrekuensi 5 MHz (sumber,Manual book Ultrasound)

e.       Teknik skening
Lakukan skening transversalsubcostal pada midclavicularline.Kemudian kita sweepingsampai menemukan kandung empedu.Jika sudah di dapat, selanjutnya putar tranduser 90° ke arah kiri sehingga menjadi skening longitudinal (sumber, Manual book Ultrasound).Lakukan sweeping untuk mencari gambaran kandung empedu.Cari gambar kandung empedu yang paling panjang.Jika sudah mendapatkan gambar kandung empedu, kemudian freeze.
  

Gambar 2.13  Posisi tranduser skening subcostal
 (Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy) 




Gambar 2.14  Gambar sonografi kandung empedu,
                  (Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

Terkadang, skening subcostal tidak mampu menampilkan gambar kandung empedu. Maka dilakukan skening alternatif, yaitu intercostal.  Skening ini dilakukan dengan cara menempelkan tranduser pada sela-sela iga.  Selanjutnya lakukan pengukuran pada dinding kandung empedu dan batu.





Gambar 2.15  Posisi probe skening subcostal,
(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

Gambar 2.15  Posisi probe skening subcostal,
(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

a.       Gambaran USG kandung empedu
Gambaran hasul pemeriksaan kandung empedu sangat khas.  Kandung empedu tergambar sebagai suatu struktur unechoic lonjong.  Kandung empedu dikelilingi dindinghiperechoic yang nantinya akan diukur ketebalannya.  Jika skening dilakukan dengan carasubcostal, maka kandung empedu seolah-olah di dalam struktur hipoechoic, yaitu hati. 
Kandung empedu mempunyai batas yang tegas.  Dinding kandung empedu tergambar sebagai struktur hiperechoic yang menhelilingi kandung empedu.  Pada pemeriksaan USG kandung empedu, salah satu bagian yang nantinya di ukur adalah tebalnya dinding kandung empedu. 
Pada skening intercostal, kandung empedu terlihat diluar hati.  Karakteristik kandung empedu sama dengan posisi skening subcostal.  Dalam skening intercostal, mungkin lapangan gambar tidak terlalu luas karena tertutup bayangan akuistik dari tulang iga.

No comments:

Post a Comment