PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat. Begitu juga dengan bidang
kesehatan, salah satunya dibidang radiologi. Radiologi adalah suatu ilmu yang
yang memanfaatkan radiasi untuk kepentingan diagnosa maupun terapi.
Bekerja
ditempat lapangan radiasi adalah suatu pekerjaan yang berbahaya. Maka setiap
pekerja radiasi (Radiografer) harus memperlengkapi diri dengan berbagai macam
pengetahuan tentang radiasi, seperti :
Penguasaan Teknik Radiografi, Proteksi Radiasi, Anatomi Fisiologi, bahan
kontras yang digunakan maupun Anatomi
Radiologi.
1.2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan adalah supaya mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan
berbagai jenis pemeriksaan radiografi yang menggunakan bahan kontras.
Secara
khusus penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian
dari pembelajaran teknik radiologi lanjut.
1.3.
Manfaat
Penulisan
Pemanfaatan
secara sederhana yang dapat diambil adalah mengetahui bahwa penggunaan X-ray
dalam pemeriksaan radiologi dapat menjadi salah satu cara untuk menegakkan
diagnosa dengan teknik-teknik pemeriksaan tertentu.
Bagi
mahasiswa yang khususnya dibidang radiologi dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta wawasan tentang pemeriksaan radiologi yang sebelumnya belum
pernah didapatkan selama dikampus serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu yang
lebih dari mahasiswa pada bidang radiologi yang selalu mengalami perkembangan.
BAB II
ISI
2.1.
Pengertian
Maag Duodenum
Maag/lambung
adalah organ pencernaan bagian bawah yang berfungsi menghaluskan makanan dan
terletak di bagian kiri atas rongga abdomen/left hipocardiac.
Duodenum
adalah organ percernaan bagian bawah yang merupakan bagian/ujung awal dari usus
halus dan merupakan bagian usus halus yang paling pendek yang berfungsi
menyerap sari-sari makanan.
Pemeriksaan
Radiografi Maag Duodenum adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X untuk
melihat gambaran oesophagus, maag dan duodenum dengan menggunakan media kontras
(barium meal) dengan perbandingan media kontas dan air 1: 6 untuk menegakkan diagnosa. Teknik pemeriksaannya dilakukan dengan cara pasien
harus menelan media kontras (barium). Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket
dengan oesophagus dan duodenum.
2.2.
Tujuan
Pemeriksaan
Untuk
mendapatkan bentuk dari lambung secara anatomis serta kelainan-kelainan yang
terdapat pada lambung dan duodenum, baik sebagai kelainan kongenital maupun
sebagai kelainan yang didapat.
2.3.
Anatomi
dan Fisiologi
·
Stomach, terletak diantara esophagus dan
usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada
alimentary canal.
·
Stomach terdiri dari 4 bagian besar
yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.
·
Body habitus :
-
Tipe dari body habitus memberikan efek
yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.
-
Untuk keakuratan dan konsistensi posisi
dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body
habitus.
-
Terdapat 4 kelompok dari body habitus
yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic.
2.4.
Indikasi
Pemeriksaan
· Gastritis
(Radang gaster baik akut maupun kronik)
· Divertikula (Penonjolan keluar dari maag yang membentuk
kantung dan banyak terjadi pada fundus)
· Hematemesis
(Perdarahan), Perforasi
· Neoplasma
(Tumor atau kanker), Regurgitasi
· Hernia
hiatal hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang
pendek.
· Stenosis
pylorus (Penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus)
· Bezoat /
Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu)
· Ulcers
(Erosi dari mukosa dinding lambung karena cairan gaster, diet, rokok, dan
bakteri)
· Ulcer/ulkus/tukak
(Luka terbuka pada permukaan selaput lender lambung)
2.5.
Persiapan
Pasien
· Tanyakan
riwayat alergi terhadap iodium maupun barium.
· Tanyakan
apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan saat ini.
· Apabila
pasien wanita dalam usia produktif, tanyakan apakah pasien sedang hamil atau
tidak.
· Pasien
diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan (kooperatif).
· Dua hari
sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya
bubur kecap untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi.
· 12 jam
sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar agar colon bebas dari fecal
material dan udara.
· Lambung
harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam sebelum
pemeriksaan.
· Selanjutnya
pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan.
· Pasien tidak
diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang mengandung substansi radioopaque
seperti steroid, pil kontrasepsi, dan lain-lain.
· Selama puasa
pasien dinjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara untuk meminimalisasi
udara dalam usus.
· Melepaskan
benda-benda logam yang dapat mengganggu gambaran pemeriksaan.
· Penandatanganan
Informed Consent. Petugas harus hati-hati dan selalu memastikan pasien telah
diberikan penjelasan dan menandatangani informed consent.
2.6.
Persiapan
Alat dan Bahan
· Pesawat x-ray
dan fluoroskopi.
· Baju pasien,
Apron.
· Gonad
shield, X-ray marker.
· Kaset dan
film ukuran 24 x 30, 35 x 35 cm
· Bengkok, Lysolm/grid.
· Tissue/Kertas
pembersih.
· Media
kontras positif = BaSO4 : air hangat (1 : 4).
· Media
kontras negatif (tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite,dan lain-lain).
· Sendok/straw
(pipet) dan gelas.
2.7.
Proyeksi
Pemotretan
a.
Proyeksi
PA
· Posisi
Pasien : berdiri/prone.
· Posisi
Obyek : MSP pada pertengahan meja / kaset.
Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ).
Batas Bawah: SIAS.
· CR
: vertikal ^
kaset.
· CP
: Pada pylorus dan bulbus duodeni.
-
Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju
lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
-
Astenic : 2 inchi dibawah L2
-
Hiperstenic : 2 Inchi diatas level
duodenum
· FFD : 100
cm.
· Eksposi
: ekspirasi dan tahan nafas.
· Kriteria
Gambar :
-
Struktur
yang tampak daerah lambung dan duodenum
-
Body
dan pylorus tercover
-
Struktur
gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum
-
Tampak
struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
b.
Proyeksi
PA Oblique (RAO)
· Posisi
Pasien : recumbent, prone
· Posisi
Obyek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan
tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
· CR
: vertikal ^
kaset.
· CP
: daerah bulbus duodeni
-
Stenik : 1-2 inch dari L2
-
Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
-
Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
· FFD : 100 cm
· Eksposi
: ekspirasi dan tahan nafas
· Kriteria
Gambar :
-
Struktur ditampakkan : daerah lambung
dan lengkung duodenum membentuk huruf C
-
Tampak bagian – bagian dari lambung bebas
superposisi
-
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai
indikasi / kelainan
-
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
c.
Proyeksi
LPO (Left Posterior Oblique)
· Posisi
Pasien : recumbent
· Posisi
Obyek : dari posisi supine dirotasikan 30 –
60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk
menopang.
Batas atas : Proc. xyphoideus. Batas
bawah : SIAS
· CR
: vertikal ^
kaset.
· CP
: pertengahan crista iliaca
-
Stenik : L1
-
Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat
mid line
-
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
· FFD : 100 cm
· Eksposi
: ekspirasi dan tahan nafas
· Kriteria
Gambar :
-
Struktur yang tampak daerah lambung dan
duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
-
Fundud tampak tertempeli BaSO4
-
Pada double kontras tampak batas body
dan pylorus dengan batas udara
-
Tidak ada pergerakan dan kekaburan
gambaran lambung dan duodenum
d.
Proyeksi
Lateral
· Posisi
Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti
kemiringan pasien.
· Posisi
Obyek : bahu dan daerah costae dalam posisi
lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
· CR
: vertikal ^
kaset.
· CP
: bulbus duodenum pada L1
-
Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal
plane
-
Astenic : 2 inchi dibawah L1
-
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
· FFD : 100 cm
· Eksposi
: ekspirasi dan tahan nafas
· Kriteria
Gambar :
-
Struktur yang tampak daerah lambung dan
duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan
terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
-
Lengkung duodenum terletak pada sekitar
L1
-
Dapat memperlihatkan anatomi dan
kelainan yang ada
e.
Proyeksi
AP
· Posisi
Pasien : supine
· Posisi
Obyek : MSP pada mid line meja, pastikan
tubuh tidak ada rotasi
· CR
: vertikal ^
kaset.
· CP
: pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
-
Stenik : L1
-
Asthenic : 2 inchi di bawah L1
-
Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
· FFD : 100 cm
· Eksposi
: ekspirasi dan tahan nafas
· Kriteria
Gambar :
-
Struktur ditampakkan : lambung dan
duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
-
Tampak bagian – bagian dari lambung
bebas superposisi
-
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai
indikasi / kelainan
-
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Merrills_Atlas_of_Radiographic_Positions_Volume_2_10th_Edition
No comments:
Post a Comment